
Oleh: Pramesi Atmirabekti
Dalam rangka menyambut ulang tahun Cicil.co.id yang ke-4, CICIL mengadakan serangkaian webinar edukatif yang membahas berbagai macam topik. Salah satu tema yang diangkat adalah pentingnya edukasi finansial kepada anak muda. Webinar ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 September 2020 melalui live streaming Youtube. Acara yang berlangsung kurang lebih satu jam ini menghadirkan Wahyu Murcahyati selaku Professional Financial Planner & Analyst sebagai narasumber.
Tujuan dari webinar ini, menurut Wahyu adalah selain edukasi keuangan, juga agar mahasiswa mengerti cara mengatur keuangan, serta memilih produk-produk keuangan yang sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan masing-masing.
Dalam materi yang disampaikan Wahyu, dijelaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia pada 2020 sangat terdampak oleh pandemi COVID-19 hingga pada kuartal dua, turun hingga 5,32 persen. Akibatnya, baik perusahaan maupun individu juga mengalami imbas penurunan pendapatan. Jika melihat kondisi demografi Indonesia, terutama kota besar seperti Jakarta, 40% penduduknya berada pada rentang usia 23-40 tahun. Dari kelompok masyarakat tersebut, pengeluaran bulanan paling banyak dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan rutin, sedangkan dana yang masuk ke tabungan hanya sebesar 10 persen. Wahyu menjelaskan bahwa kebanyakan anak muda memilih rekening tabungan konvensional sebagai pilihan produk keuangan.
“Belum banyak yang menggunakan instrumen keuangan investasi yang lain,” tambah Wahyu.
“Anak muda memiliki peran yang besar dalam perekonomian Indonesia, maka dari itu, penting bagi mereka untuk memiliki literasi keuangan yang baik, selain itu juga untuk membantu menyusun perencanaan keuangan,” jelas Wahyu.
Kebutuhan hidup yang terus bertambah seiring waktu, serta ketidakpastian kondisi ekonomi, sosial, dan politik di negeri ini mengharuskan anak muda harus melek finansial.
Langkah pertama dari perencanaan keuangan adalah mengetahui kondisi keuangan kita, termasuk pemasukan dan pengeluaran tiap bulan. Selanjutnya, penting untuk menentukan tujuan keuangan yang spesifik dan realistis. Tahap ketiga adalah budget plan untuk alokasi keuangan dan evaluasi. Wahyu juga menyebutkan produk-produk keuangan seperti deposito, reksadana, saham, dan fintech, dilengkapi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Materi yang disampaikan oleh Wahyu dilengkapi dengan studi kasus dari berbagai kondisi.
“Studi kasus ini untuk membantu Sobat CICIL agar bisa mengimplementasikan bagaimana cara mengatur keuangan di kehidupan sehari-hari,” ujar Wahyu.
Sebagai penutup, Wahyu menambahkan bahwa financial planning sebaiknya jangan dipersulit, harus dilihat sebagai sesuatu yang menyenangkan agar terbangun kebiasaan baik di kemudian hari. Konsistensi dalam menabung akan tercipta jika kita senantiasa ingat dengan tujuan awal kita.
Tidak ada komentar saat ini.