
Professional headline adalah hal yang perlu kamu cantumkan ke dalam Curriculum Vitae (CV) atau pada akun situs platform pencari pekerjaan dan networking, seperti LinkedIn. Nah, kamu udah tahu belum seperti apa professional headline itu? Mungkin kamu sudah pernah melihatnya tapi bingung mau mencantumkan apa, terutama buat kamu para fresh graduate.
Selain penting banget buat dicantumin, professional headline adalah bagian pertama yang dilihat oleh recruiter ketika membaca CV atau profilmu. Ya, inilah kenapa professional headline adalah hal yang nggak bisa kamu buat secara random. Ada tips dan triknya tersendiri yang bisa membuat recruiter jadi cepat terpincut sama lamaran kamu, lho.
Nah, buat kamu para fresh graduate yang lagi melamar kerja, simak cara dan tips membuat professional headline dan contoh-contohnya di dalam artikel ini!
Professional Headline adalah Kunci dalam Melamar Pekerjaan
Pada dasarnya, professional headline adalah bagian dari CV yang menjelaskan tentang dirimu secara singkat dalam beberapa kata saja. Bagian ini ibarat tajuk atau judul pada berita, tapi dalam konteks CV ini professional headline berarti “judul” atau title yang sangat mewakili dirimu.
Judul atau title tersebut biasanya adalah nama posisi atau pekerjaan kamu saat ini, atau terkadang ada juga yang menulisnya dengan pengalaman kerja lainnya yang relevan.
Nah, professional headline adalah bagian yang berbeda dari deskripsi diri, ya. Kalau deskripsi diri mungkin bisa kamu tulis dalam beberapa kalimat yang panjang dan lebih detail. Sedangkan, professional headline adalah bagian yang tidak bertele-tele alias singkat, padat, dan jelas.
Buat beberapa orang, professional headline adalah bagian yang bisa digunakan sebagai “showcase” singkat tentang kualifikasi diri yang dimilikinya. Hal ini karena professional headline adalah bagian yang akan pertama kali di-notice oleh para recruiter karena peletakannya dalam CV yang berada di sebelah atas foto.
Selain di dalam CV, professional headline adalah bagian yang muncul di situs networking seperti LinkedIn. Headline ini muncul pada halaman profil di bawah foto.
Namun, headline ini juga akan muncul di halaman LinkedIn lainnya. Misalnya, pada bagian postingan di feed LinkedIn, halaman rekomendasi koneksi, dan pada halaman hasil search box.
Oleh karena itulah, membuat professional headline adalah hal yang perlu kamu lakukan dengan baik dan benar agar mampu menjelaskan kualifikasi diri serta gambaran singkat mengenai dirimu. Jadi, recruiter yang melihat CV atau profil LinkedIn-mu bisa tertarik untuk membaca profilmu secara full.
Biar makin jelas, kamu perlu tahu alasan kenapa headline penting buat dicantumin di CV atau profil LinkedIn. Berikut adalah beberapa poin alasannya:
- Recruiter akan lebih mudah mengenali profilmu.
- Menjadi personal branding kamu.
- Menunjukkan skill profesionalmu.
- Menunjukkan kepercayaan diri akan skill yang kamu punya.
Tips Membuat Professional Headline
Mungkin buat kamu yang baru aja lulus kuliah bingung mau menuliskan apa pada bagian ini karena belum punya pengalaman bekerja sebelumnya. EIts, jangan khawatir, berikut ini adalah beberapa tips membuat headline yang bisa kamu ikuti!
1. Batasi Jumlah Maksimal Karakter Penulisan
Tips pertama yang bisa kamu lakukan ketika membuat professional headline adalah mencoba menuliskannya dalam 1 baris yang berjumlah tidak lebih dari 120 karakter.
Jumlah maksimal karakter ini adalah yang dipakai oleh LinkedIn untuk penulisan headline di dalam profilnya. Tapi, kamu bisa menggunakan aturan ini juga untuk penulisan di CV. Hal ini juga karena headline sebaiknya tidak ditulis secara bertele-tele.
2. Menggunakan Bahasa yang Relevan dengan Audiens
Sebelum memutuskan apa yang akan kamu tulis ke dalam headline, perhatikan bahasa yang akan kamu gunakan ya.
Dalam konteks melamar pekerjaan sendiri, bahasa yang tepat untuk dipakai dalam professional headline adalah bahasa yang dapat menunjukkan sisi profesionalmu. Karena CV ini ditujukan kepada para audiens di dunia kerja yang profesional, seperti recruiter, maka bahasa yang kamu pakai juga harus yang bisa dipahami dengan mudah oleh mereka.
3. Memakai Keyword
Adanya keyword dalam bagian headline akan membantu profilmu muncul pada halaman pencarian LinkedIn. Nah, oleh karena itulah, keyword yang kamu gunakan dalam professional headline adalah kata-kata yang sesuai dengan posisi yang kamu incar dan sesuai dengan kemampuanmu.
Apa saja keyword yang bisa dimasukkan? Selain posisi atau jabatan pekerjaan, kamu bisa memasukkan jurusan kuliahmu dan memasukkan embel-embel ‘fresh graduate’. Tips lainnya adalah kamu bisa mencantumkan hard skill yang kamu punya.
Nah, keyword inilah yang nantinya menjadi personal branding-mu. Jadi, bisa dibilang bahwa professional headline adalah gambaran diri yang ingin dikenal sebagai apa oleh audiens.
Untuk keyword ini, sebaiknya kamu juga melakukan riset terlebih dahulu. Cari informasi kata kunci apa yang sering dicari oleh recruiter atau orang lain untuk posisi tersebut. Kamu bisa pilih kata kunci yang memiliki banyak search volume untuk membuat profilmu muncul.
Terus, apa pengaruhnya kalau di CV dong? Nah, keyword ini dapat membantu CV untuk lebih ATS friendly.
Baca Juga: Cara Membuat CV yang ATS Friendly untuk Mahasiswa
4. Bisa Memasukkan Sertifikasi yang Kamu Punya
Tips selanjutnya dalam membuat professional headline adalah mencantumkan sertifikasi. Kamu bisa memilih sertifikasi yang relevan dengan posisi atau jabatan yang akan dituliskan.
Hal ini dapat menambah ‘nilai’ dari CV atau profilmu di mata recruiter karena memiliki sertifikasi dapat menunjukkan bahwa kemampuanmu sudah diuji dan terbukti. Jadi, kalau kamu punya sertifikasi apa pun yang masih berkaitan dengan posisi yang kamu tulis atau incar, cantumkan aja ya!
5. Nggak Memakai Kata-kata yang Hiperbola
Salah satu tujuan dari menulis professional headline adalah memang untuk membuat recruiter terpincut sama CV atau profilmu. Tapi, hal ini sebaiknya nggak kamu lakukan dengan memakai bahasa yang hiperbola ya. Selain bakal terlihat lebay, orang yang membacanya juga bisa-bisa mendapatkan kesan negatif tentangmu.
Nah, beberapa contoh yang dapat kamu hindari adalah “terbaik”, “paling …”, atau “expert”.
Contoh Professional Headline
Biar kamu nggak bingung, berikut ini beberapa contoh dari penulisan professional headline yang dapat kamu coba!
- English literature graduate from Universitas ABC, seeking content writing opportunities
- Big Data enthusiast, Sarjana Teknik Informatika dari ABC
- Social Media Specialist, ex-intern at ABC
- Illustrator | Digital Artist | Influencer dengan 500 ribu followers
- Digital Marketing enthusiast | Googling Certified | ex-intern at ABC
- Pharmacy Undergraduate Student at Universitas ABC
- Fresh graduate of Forestry from Universitas ABC
- Accounting enthusiast | Final Year Accounting student at Universitas ABC
- Graphic Designer | Kontributor Lepas di Selagi
- International Relation enthusiast | Awardee Beasiswa ABC ‘22
Baca Juga: Tips-Tips Cari Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah
Nah, itulah beberapa contoh yang bisa kamu jadikan inspirasi dalam menulis professional headline. Untuk masalah bahasa, Mincil sarankan untuk menyesuaikan dengan audiensnya, ya. Bahasa Inggris mungkin dapat menambahkan nilai plus tersendiri bagi recruiter.
Selain itu, keyword yang umumnya dicari kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris. Jadi, kalau bahasa yang kamu gunakan dalam professional headline adalah bahasa Inggris, otomatis profilmu dapat mudah dicari oleh recruiter, begitu pula di sistem ATS yang akan membaca CV-mu.
Semoga artikel di atas membantu, ya!

Tidak ada komentar saat ini.