
Anak rantau akan disematkan secara otomatis bagi kamu yang kuliah di luar kota. Biasanya banyak cerita tersendiri ketika kamu menjadi golongan status yang satu ini. Jauh dari keluarga dan kampung halaman tentu akan merasakan suka dan juga duka spesial selama masa kuliah.
Mungkin memang terasa berat karena tinggal jauh dari daerah asal dan masuk dalam lingkungan yang asing, apalagi di awal-awal perkuliahan. Hal-hal di bawah ini pasti kamu rasakan dan baca terus untuk ketahui cara bertahan di kerasnya tuntutan mandiri ketika kamu jauh dari rumah.
Beberapa Duka yang Dirasakan Anak Rantau
1. Merasa kesepian
Walau ada yang namanya smartphone dan internet yang bisa menemani hari-hari, tapi pasti rasa kesepian bakal tetap ada buat para anak rantau. Kalau biasanya keadaan rumahnya ramai dengan anggota keluarga, begitu merantau untuk kuliah tiba-tiba suasananya jadi hening dan sepi karena kamu cuma sendiri. Apalagi untuk yang baru masuk kuliah dan belum ada teman yang begitu dekat di kampus, pasti merasa sepi.
2. Jadi melakukan apapun sendiri
Kalau biasanya lapar di rumah udah ada makanan tersedia di meja makan, begitu ngekos atau tinggal di asrama mau nggak mau kalau lapar ya beli atau masak makanan sendiri. Begitu juga dengan cucian baju, kalau biasanya dicuciin sama orang rumah, sekarang kamu harus belajar nyuci sendiri, atau bawa ke laundry.
3. Merasa homesick
Pasti banyak dari. kamu yang merasakan homesick alias kangen rumah dan bawaannya mau pulang terus. Apalagi buat yang baru masuk kuliah, biasanya perasaan ini udah di ‘tingkat kritis’ pada 1-3 bulan pertama kuliah.
Ada Duka, Ada Suka Juga Pastinya
1. Jadi mandiri
Kalau apa-apa harus melakukan sendiri, tentunya bisa jadi mandiri. Menjadi anak rantau berarti diri kamu bakal benar-benar dituntut harus mandiri, karena kalau bukan kamu yang mengerjakan dan mengatur hidup, siapa lagi?
2. Dapat banyak teman atau kenalan
Selama merantau, kamu pasti dapat banyak teman baru, baik teman kosan atau asrama, teman jurusan, teman organisasi atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), dan lain-lain. Selain itu kamu juga jadi berpikiran lebih terbuka. Kenapa? Karena kamu nggak bergaul di lingkup pertemanan yang cuma itu-itu aja.
3. Bisa mengatur keuangan sendiri
Di masa sekolah dulu biasanya jatah uang diberikan per hari atau per minggu. Nah, begitu kuliah merantau, orang tua kamu bakal memberikan kamu uang per bulanan. Di situlah kamu dituntut untuk bisa membagi keuangan kamu untuk masing-masing kebutuhan sekaligus tabungan selama sebulan, agar nggak habis terpakai atau kekurangan sebelum tanggal pengiriman jatah bulanan selanjutnya.
Perasaan suka dan duka itu pasti akan terus menemani kamu selama perkuliahan berlangsung sampai kamu lulus nanti. Syukur-syukur kalau kamu cepat terbiasa dan memiliki siasat untuk menghadapi duka serta menggapai suka. Kalau belum, maka kamu perlu tahu persiapan apa aja yang bakal kamu butuhkan untuk jadi anak rantau.
Cara Survive Sebagai Anak Rantau
1. Belajar hemat
Sebagai perantau, kamu pasti akan dikasih uang jajan langsung untuk sebulan oleh orangtua untuk kebutuhan sehari-hari. Karena dalam melengkapi kebutuhan semuanya kamu lakukan sendiri, maka kamu harus bisa mengatur keuanganmu secara mandiri. Jangan boros di awal dan tersiksa di akhir.
Catat kebutuhanmu dan belilah barang-barang yang memang kamu perlukan. Belajarlah untuk menyisihkan uangmu untuk ditabung. Sebisa mungkin juga jangan terlalu sering nongkrong di kafe atau mall.
2. Mantapkan tujuan
Buatlah tujuan dan selalu berpegang dan jadikan tujuan tersebut sebagai mindset kamu selama kuliah merantau. Dengan begitu, kamu tetap bisa semangat kuliah dan belajar dengan rajin walaupun orangtua kamu nggak berada dekat dengan kamu. Dengan memiliki mindset yang kuat, maka kamu nggak akan mudah goyah dan mengeluh.
[Baca juga: Tips & Trik Anak Rantau Betah Di Perantauan]
3. Jaga kesehatan
Kesehatan itu penting banget, apalagi buat kamu yang anak rantau. Ingat, kamu sedang berjauhan dengan orangtua kamu, kalau kamu sampai jatuh sakit, yang ada akan merepotkan diri kamu sendiri. Jangan sampai karena sakit kamu jadi hilang fokus untuk belajar dan ketinggalan materi.
4. Miliki pemikiran yang terbuka
Seperti yang udah disebut sebelumnya, kamu pasti akan bertemu dengan banyak hal baru dan orang-orang yang berbeda-beda karena tinggal di lingkungan yang baru. Mumpung sedang kuliah di luar kota, janganlah menutup diri kamu, justru manfaatkan hal ini supaya pemikiran kamu jauh lebih terbuka. Karena, kamu akan mendapatkan banyak tantangan dari perbedaan-perbedaan yang ada.
5. Pelajari bahasa daerah
Hal ini termasuk penting kalau kamu merantau. Buat yang nggak terbiasa dengan bahasa daerah, ada baiknya kamu mulai belajar sedikit bahasa sehari-hari dari daerah tempat kamu menimba ilmu. Ini untuk memudahkan kamu dalam berkomunikasi dengan mahasiswa lainnya yang asli dari daerah tersebut, dan juga dengan penduduk setempat.
6. Follow akun official media sosial kota tempat kamu merantau
Kamu perlu tahu info seputar berita, fasilitas publik, atau kegiatan yang ada di kota tempat kamu merantau. Jadi, kalau ada kejadian apa-apa, kamu bisa dapat informasi dan tetap update di sana. Pastikan akunnya memang terverifikasi, followers-nya banyak, dan dapat dipercaya, ya.
7. Gabung komunitas
Dengan bergabung dalam suatu komunitas, kamu jadi belajar arti kebersamaan dan kekeluargaan. Kamu jadi merasa memiliki keluarga kedua yang dekat dengan kamu. Gabunglah ke dalam komunitas yang positif dan aktif di kota tempatmu merantau. Bisa dari komunitas dalam kampus seperti organisasi kampus, atau luar kampus seperti komunitas buku atau sejenisnya.
8. Menghubungi teman yang udah kenal lama
Menghubungi teman memang diperlukan, karena siapa tahu ada teman kamu yang ternyata juga berada di kota tempat kamu merantau. Kalau ada orang yang udah kamu kenal, pastinya akan memudahkan kamu untuk menjalani hidup di tanah perantauan, kan? Temanmu bisa menemani, menunjukkan jalan, dan menunjukkan berbagai tempat tentunya. Hari-harimu jadi nggak membosankan, deh.
Hidup anak rantau memang nggak bakal membosankan dan ada banyak tantangan. Bahkan untuk survive menjalaninya, kadang ada juga yang menggunakan cara extreme, lho. Mungkin kamu ingin mencobanya?
[Hemat penuhi perlengkapan kuliah dengan klik di sini]
Sudah Biasa dengan Hal di Atas? Coba Hal Ini Juga!
1. Mengungsi
Layaknya korban bencana alam, mahasiswa korban bencana finansial pun juga mengungsi ke lokasi yang lebih kondusif, yaitu rumah teman. Biasanya mereka akan modus dengan alasan mengerjakan tugas atau sekadar mampir, khususnya di sekitar jam makan. Biasanya modusnya sukses 100%, tapi jangan lupa membalas kebaikan temanmu, seperti membantu mencuci piring, atau nggak sekadar ngobrol dengan orangtua teman tersebut.
2. Menghubungi orangtua karena ‘kangen’
Kalau biasanya jarang menghubungi orang tua karena sibuk kuliah atau nggak mau dianggap anak manja, begitu akhir bulan tiba berbagai alasan tersebut pun hilang karena rasa kangen yang teramat sangat pada orangtua. Walaupun keadaan pulsa udah sekarat, tapi masih berusaha untuk menghubungi orang tua. Diawali dengan “Ibu apa kabar?”, “Sehat-sehat, kan?”, yang kemudian langsung berlanjut ke inti permasalahan, “Bu, uangku habis…”.
3. Sering “merapikan kamar”
Memang ada hubungannya antara kekurangan uang dengan merapikan kamar? Ternyata ada alasannya kenapa mahasiswa perantauan jadi suka merapikan kamar di akhir bulan. Dengan merapikan berbagai penjuru kamar, termasuk kantong-kantong celana dan laci-laci, ada harapan untuk menemukan uang yang terselip. Dari mengumpulkan uang receh beberapa ribu bahkan belasan ribu udah lumayan untuk jaminan hidup 1-2 hari ke depan.
Jadi mahasiswa rantau di kota yang asing memang nggak mudah. Kamu perlu beradaptasi dengan banyak hal baru dan dengan begitu, kamu juga jadi belajar banyak yang bahkan bisa membantu untuk membentuk karaktermu. Karena itu, jangan patah semangat ya, wahai anak rantau!

Tidak ada komentar saat ini.