
Siapa bilang mahasiswa nggak bisa punya investasi sendiri? Salah satu tujuan keuangan ini harus dimulai sedini mungkin karena manfaatnya akan lebih besar! Oleh karena itu, mahasiswa zaman sekarang harus tahu istilah investasi, salah satunya yaitu investasi reksadana. Yuk cari tahu informasi lengkap instrumen keuangan yang satu ini!
Apa Itu Investasi Reksadana?
Investasi reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, terutama pemodal kecil dan pemodal yang nggak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Hanya dengan modal minimal Rp100.000,- aja, kamu udah bisa menikmati potensi keuntungan berinvestasi sekaligus belajar untuk menata keuangan di masa depan.
Dana yang dikumpulkan akan dikelola oleh manajer investasi dalam sebuah portofolio. Jadi, kamu nggak perlu terlalu pusing memikirkan pengelolaan dan penghitungannya.
Kenapa Memilih Reksadana?
1. Murah
Reksadana adalah jenis investasi yang cukup terjangkau, bahkan untuk ukurang kantong mahasiswa. Untuk memulai investasi ini, kamu nggak perlu modal banyak, cukup diperlukan sedikit uang dan waktu. Untuk memulainya, kamu cuma perlu menyiapkan uang sebesar Rp100.000 aja. Terjangkau banget, kan?
2. Mudah untuk dipelajari alias simpel
Selain murah, investasi ini juga merupakan instrumen investasi yang mudah untuk dipelajari. Sebagai investor pemula, kamu cukup memperhatikan kinerja reksadana tersebut dalam selang waktu dua tahun atau lebih. Kalau kinerja yang ditunjukkan bagus, berarti investasimu berkembang, cukup untuk jadi alasan memilikinya.
3. Return atau imbal hasil relatif tinggi
Return (imbal hasil) investasi ini relatif tinggi dibandingkan dengan produk perbankan lainnya. Return yang ditawarkan reksadana bisa mencapai 8 sampai 20 persen tiap tahunnya. Tapi tentunya return ini tergantung dari jenis reksadana yang kamu pilih.
4. Risiko kehilangan minim
Ada beberapa jenis instrumen investasi di mana investornya memiliki risiko kehilangan produk investasinya. Misalnya, investasi emas atau properti saat terjadi musibah seperti kebakaran. Nah, berbeda dengan investasi lainnya, reksadana nggak memiliki wujud fisik. Jadi, kamu bisa menginvestasikan dana kamu tanpa harus takut kehilangan aset yang kamu miliki.
5. Likuiditas tinggi
Likuiditas adalah kondisi saat investasi yang kamu miliki bisa dicairkan secara cepat menjadi uang tunai. Jadi, kalau kamu perlu dana mendadak atau dana darurat, kamu nggak perlu khawatir lagi. Karena dana yang kamu investasikan untuk reksadana bisa dicairkan dalam hitungan 2 hari.
6. Dibawah pengawasan pemerintah
Sebagai investor, pastinya kamu ingin kalau uang kamu dikelola dengan aman kan? Nah, reksadana ini investasi yang aman karena investasi ini diawasi secara langsung oleh pemerintah melalui badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi, kamu nggak perlu takut adanya penipuan atau penyalahgunaan dana yang kamu investasikan.
7. Jenisnya beragam
Tiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam melakukan investasi. Biasanya, ada 3 tipe orang dalam berinvestasi, yaitu tipe konservatif, tipe moderat, dan tipe agresif. Tipe konservatif adalah tipe yang nggak suka mengambil risiko yang tinggi. Tipe moderat adalah tipe yang tingkat keberanian dalam mengambil risikonya lebih tinggi dibanding tipe konservatif. Tipe agresif adalah tipe yang berani banget dalam mengambil risiko.
Nah, karena ada berbagai tipe itulah, investasi reksadana bisa jadi pilihan yang tepat. Kenapa? Karena reksadana memiliki berbagai macam jenis yang bisa kamu pilih sesuai dengan karakter kamu sebagai investor.
4 Jenis Investasi Reksadana
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana ini melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Bentuk instrumen investasinya bisa berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Kalau dibandingkan dengan jenis lainnya, risikonya terbilang paling rendah.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Jenis ini adalah reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya lebih besar dibandingkan dengan reksadana pasar uang.
3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Jenis yang satu ini mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bermacam-macam. Instrumen investasinya bisa berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi. Tujuannya adalah untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risikonya bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Jenis reksadana ini menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas. Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, tapi potensi pengembaliannya paling tinggi di antara semuanya.
Dengan mulai berinvestasi sejak kuliah, kamu udah punya pengalaman dan belajar dari kesalahan yang pernah kamu lakukan. Jadi, saat lulus kuliah dan bekerja nanti, kamu udah tahu cara berinvestasi yang benar seperti apa.
Tapi sebelumnya, kamu perlu tahu langkah-langkah dalam memulai investasi yang satu ini.
5 Langkah Memulai Investasi Reksadana untuk Mahasiswa
1. Tentukan tujuan keuangan kamu
Untuk memulai berinvestasi reksadana maka langkah awal yang perlu kamu lakukan adalah menentukan tujuan keuangan kamu.
Tujuan keuangan dapat dibagi berdasarkan jangka waktu:
- Jangka pendek: < 1 tahun
- Jangka menengah : 1 tahun < 5 tahun
- Jangka panjang: ≥ 5 tahun
Rencanakan setiap tujuan berdasarkan jangka waktunya, baru kamu bisa menentukan kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dulu. Kebutuhan-kebutuhan itu nantinya bakal jadi dasar pertimbangan kamu dalam memilih produk reksadana yang sesuai.
2. Pahami risiko reksadana
Untuk mengetahui perbedaan risiko dari masing-masing reksadana, kamu harus menganalisa detail produknya terlebih dulu:
- Perusahaan apa aja yang ada di dalam produk reksadana.
- Bagaimana track record reksadana dengan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya.
- Siapa manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut.
- Berapa biaya jual, biaya beli, dan biaya pengalihan. Semakin kecil biaya, maka pendapatan akan makin maksimal.
3. Tentukan tempat beli reksadana
Sebagai mahasiswa yang belum punya banyak dana untuk diinvestasikan, kamu bisa memilih agen penjual efek reksadana (APERD) yang menyediakan reksadana dengan pembelian minimal Rp100.000,-. Bandingkan manfaat yang bisa kamu dapat dari masing-masing APERD hingga kamu mendapatkan keuntungan yang optimal.
4. Pembelian
Untuk membeli reksadana, kamu perlu membuka rekening reksadana. Cukup membawa KTP dan mengisi formulir kelengkapan data serta melengkapi persyaratan dokumen. Setelah itu kamu bisa langsung menyetorkan dana yang mau digunakan untuk membeli reksadana. Kemudian transaksi diproses berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB: total kekayaan reksadana yang kamu pilih secara keseluruhan) per unit reksadana.
5. Hitung return reksadana
Dalam menghitung reksadana, kamu hanya perlu mencari keuntungan dari transaksi jual beli reksadana saat NAB per unit yang berbeda. Untuk menghitung return, kamu perlu mencari persentase dari selisih NAB per unit beli dan NAB per unit jual reksadana tersebut.
Membiasakan berinvestasi sejak awal itu penting buat kamu dalam mencapai tujuan keuanganmu. Nggak cuma kalangan yang udah mapan, tapi kamu yang mahasiswa juga pasti bisa melakukannya kok. Karena itu, yuk mulai berinvestasi sedini mungkin supaya kamu bisa segera mencapai tujuan keuangan kamu!
Tidak ada komentar saat ini.