23 September 2020
Dari Langkah Kecil hingga Ribuan Mil, Ini Perjalanan Karier Fina di CICIL

Oleh: Cindy Rahma Meilynda
Zaman yang semakin berkembang menuntut mahasiswa menjadi seseorang yang kreatif dan inovatif. Kemampuan tambahan seperti kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk mencerminkan kemampuan manajemen tim yang tentunya akan diterapkan di dunia kerja.
CICIL sebagai platform fasilitator mahasiswa percaya bahwa tidak ada yang lebih mengerti dan mampu melayani sesama mahasiswa selain mahasiswa itu sendiri. Itulah mengapa Student Ambassador CICIL hadir untuk menjadi wadah mahasiswa mengasah kemampuan dan minatnya di bidang wirausaha. Berperan untuk memasarkan brand, menjadi fasilitator pengajuan cicilan, dan mengembangkan stretegi dan komunitas, Student Ambassador CICIL dapat menambah banyak ilmu terkait komunikasi, bisnis, dan networking. Tak heran, banyak sosok inspiratif yang lahir dari program Student Ambassador, salah satunya adalah Yasfina Arba.
Ia telah bergabung menjadi Student Ambassador sejak Mei 2019. Dengan banyaknya kegiatan self-improvement yang ditawarkan oleh CICIL bagi para Student Ambassador, hanya butuh waktu satu bulan bagi Fina untuk langsung mendapatkan kesempatan menjadi Circle Lead yang menaungi berbagai universitas. Dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Ciputra (UC), Universitas Bhayangkara Surabaya (UBHARA), hingga Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (UNIPA).
“Kalau aku sih simple aja, be yourself and do the best, hehe,” terang perempuan yang akrab disapa Fina ini ketika ditanyakan mengenai rahasia suksesnya menjadi Student Ambassador.
Fina mengaku ini bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, sebab pengetahuannya tentang CICIL masih sangat minim. Namun, berbekal keyakinan dan prinsip untuk selalu siap mempelajari hal baru, Fina menerima tawaran tersebut.
Proses panjang sebagai Circle Lead periode I yang mengharuskannya memimpin anggota circle dari 4 kampus berbeda, menambah tantangan yang dirasakan oleh Fina. Tetapi, ia tetap berusaha bersama 20 teman-teman anggota circle lainnya untuk bisa melanjutkan kegiatan circle mereka. Kendala internal seperti anggota yang pasif dan kurang responsif sudah seringkali dialami oleh Fina. Dengan berbekal skill kepemimpinan, ia mengutamakan kepentingan bersama dan menekan ego untuk bisa merangkul lagi semua anggota circle, Fina berhasil mengembalikan minat dan ketertarikan 20 teman-teman circle-nya.
Di samping itu, Fina mengaku bahwa ada satu momen yang tak pernah ia lupakan selama menjadi Circle Lead. Sebagai penanggung jawab utama di circle yang menawarkan sponsorship dan paid promote, Fina bisa mendapatkan pengalaman baru untuk bisa ‘bersuara’ mengenai CICIL di salah satu konser. Dihadapkan dengan riuhnya penonton, Fina berlatih agar dapat memposisikan diri secara tepat dan memaksimalkan skill public speaking.
Karier Fina di CICIL tak hanya berhenti sampai di situ. Ia membuktikan bahwa ia bisa terus berkembang dengan datangnya penawaran dari Community Coordinator Surabaya, Nafia Hamidah, untuk bisa menjadi Community Coordinator Intern atau biasa disebut CC Intern. Bertanggung jawab terhadap program partnership CICIL, Fina semakin menikmati pekerjaannya karena hal itu masih satu lini dengan kemampuan yang dikuasainya, yaitu public relation. Selain itu, sebagai CC Intern, ia juga bertugas untuk membantu CC dalam melakukan pekerjaannya, seperti mewakilkan kehadiran CC saat ada jadwal yang bertabrakan, hingga mengingatkan CC mengenai event yang akan dilaksanakan ke depannya.
“Adanya career path untuk Student Ambassador memberi aku kesempatan untuk magang di Cicil.co.id. Dengan adanya program intern ini, pengalamanku di dunia startup semakin luas karena aku punya kesempatan untuk belajar lebih banyak hal dan terlibat secara langsung.” terang Fina.
Semua pekerjaan tidak akan terlepas dari suka dan duka. Sudah pasti Fina menemui dua hal itu. Bertugas untuk mengirim pesan kepada calon Ambassador, ia kerap kali menemui mahasiswa PHP atau pemberi harapan palsu. Tak cukup sampai di situ, perempuan yang baru saja menyelesaikan studinya di Manajemen Pendidikan UNESA ini, dituntut untuk memiliki kesabaran lebih karena ajakan partnership yang ditawarkan sempat tidak direspon. Semangat dalam bekerja juga tidak selalu naik, sebab Fina juga memiliki tumpukan kegiatan lain yang ia ikuti. Untuk menghadapi fase itu, Fina mengatasinya dengan mengambil waktu beristirahat sebentar untuk me-refresh kembali pikirannya dan selalu menggenggam komitmen yang ia bangun sejak awal sehingga bisa terus bertahan dan berkembang di CICIL.
Tidak ada komentar saat ini.