
Salah satu bentuk tugas yang diberikan oleh dosen di dunia perkuliahan adalah esai. Apa sih esai itu? Esai adalah karangan prosa yang membahas satu topik tertentu dan dituliskan dari sudut pandangmu sebagai penulis. Tapi, apakah kita akan sekadar menulis aja?
Tentu nggak ya, Sobat CICIL.
Pada dasarnya, penulisan esai akan mengikuti struktur yang terdiri dari tiga bagian utama, antara lain:
- Pendahuluan, yaitu bagian yang berisikan latar belakang serta pengenalan dari topik yang akan kamu bahas. Pada bagian ini juga, kamu bisa mengungkapkan pokok pikiran awal dan posisi atas topik tersebut.
- Isi atau badan esai, yaitu bagian di mana kamu bisa menjelaskan secara detail pokok pikiran dari bagian pendahuluan.
- Penutup atau kesimpulan, yaitu bagian rangkuman yang berisikan ide pokok dan argumentasi akhir dari esai tersebut.
Nah, tapi kadang menulis berdasarkan struktur di atas aja nggak cukup. Kamu pasti ingin dapat nilai yang lebih bagus dari teman-teman sekelas, kan? Karena itu, kita harus menaikkan level dari esai yang kita tulis. Caranya gimana? Jangan khawatir!
Kali ini CICIL akan kasih tahu cara membuat esai yang baik dan benar agar kamu di-notice sama dosen!
Yuk, Ikuti Cara Membuat Esai yang Baik dan Benar Ini!
1. Tentukan tujuan penulisan dan posisi penulis
Penulisan esai pasti dimulai dari pemilihan tema. Kadang-kadang tema udah ditentukan oleh dosen. Meskipun begitu, kamu tetap perlu mempersempit tema esai agar pembahasan bisa to-the-point dan nggak terlalu luas. Ini bisa jadi tips juga ketika dosen nggak ngasih tema yang spesifik.
Setelah tema udah dipilih, tentukan pula topik utama pembahasan. Esai yang terfokus ke satu pembahasan bisa jadi nilai plus, lho. Terlebih lagi, jangan lupa untuk menentukan posisimu. Apakah sebagai pro, kontra, atau netral aja? Dengan begitu, argumen dan sudut pandangmu bisa kamu buat dengan jelas.
2. Buat outline atau kerangka tulisan
Selain membagi struktur penulisan menjadi tiga bagian seperti yang udah dijelaskan di atas, kamu bisa menggunakan outline untuk memetakan poin-poin yang ingin kamu bahas. Outline akan membantu esai kamu jadi lebih terarah dan konsisten.
Membuat outline itu gampang, kok. Kamu bisa menuliskan kalimat ide-ide pokok dalam bentuk daftar ataupun diagram.
3. Lakukan riset dan cari sumber referensi yang relevan
Menulis argumen pada esai butuh pondasi yang kuat. Nah, untuk itu kamu bisa lakukan riset secara mendalam terlebih dahulu dan kumpulkan berbagai sumber referensi yang bisa mendukung argumenmu. Menyediakan data yang faktual dan teori yang udah teruji bisa jadi nilai tambahan, lho.
4. Kembangkan outline
Setelah outline yang kamu buat dirasa cukup dan sumber referensi udah memadai, kamu bisa mulai untuk mengembangkan outline menjadi sebuah paragraf. Dalam satu paragraf baiknya memiliki satu kalimat utama. Kalimat utama bisa kamu kembangkan dari outline itu. Selanjutnya, tulis argumen-argumen yang mendukung kalimat utama tersebut.
5. Gunakan kosakata yang sesuai dengan tujuan penulisan
Kalau esai yang kamu tulis adalah esai akademik, udah pasti bahasa yang digunakan haruslah formal, baku, dan sesuai dengan kaidah penulisan EYD. Sedangkan untuk jenis esai di luar esai akademik, gaya penulisan yang luwes tentu lebih menarik minat pembaca.
Tips lain adalah jangan gunakan kosakata subjektif agar menghindari opini yang tidak memiliki dasar argumen. Selain itu, jangan lupa untuk memakai kosakata transisi antar gagasan agar setiap paragraf esaimu nggak terkesan loncat-loncat.
6. Periksa ulang esai
Sebagai tahap finishing, lakukan tinjauan ulang dari esai yang kamu tulis. Cek dari berbagai aspek, seperti kesinambungan antar kalimat dan paragraf, typo, alur esai, pemilihan kosakata, dan penulisan kutipan sumber.
Itulah cara membuat esai yang baik dan benar, Sobat CICIL. Pada dasarnya, esai yang baik adalah esai yang terstruktur dengan rapi, memiliki argumen yang tepat dan kredibel, beserta tingkat keterbacaan yang mudah untuk dibaca.

3 thoughts on “Cara Membuat Esai yang Baik dan Benar untuk Mahasiswa”
Setahu saya gunanya untuk menuangkan pemikiran secara sistematis aja. Jadi kalo punya ide atau pemikiran gila gitu, daripada mikir doang tapi di pendam sendiri, mending dibuatkan essay.
Gunanya essay sebenernya buat apasi? Serius nanya? Topiknya bebas gitu? Tujuannya apa? Atau cuma buat tulisan berfakta aja? Atau gimana ya?
Wah , thank you sist 😁🙏 bermanfaat sekali